Rabu 21082024

Bupati Bungo H. Mashuri, SP, ME resmi membuka festival Kenduri Swarna Bumi ” Sidang Balai Panjang “, bertempat dilapangan bola kaki Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, 


Kenduri Swarna Bumi Dusun Tanah Periuk, dirangkai dengan berbagai kegiatan diantaranya, Karnaval budaya, Pertunjukan Tarian Daerah, Pameran UMKM dan Kuliner, Lomba jalo gepung, tabur benih ikan, peresmian lubuk larangan, dan penanaman bibit pohon dipinggir sungai, dan sebagainya.


Dalam sambutannya, Bupati Mashuri, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada segenap Panitia Pelaksana Kenduri Swarnabhumi Tahun 2024 di bawah Koordinator Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bungo dan dibawah Bimbingan serta Arahan Tim Kerja dari Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud dan Ristek RI.


Dikatakan Mashuri, kegiatan ini merupakan salah upaya Pelestarian Budaya Daerah Kabupaten Bungo, khususnya yang berasal Dusun Tanah Periuk Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas.


” Semoga kegiatan ini mampu memberikan hasil yang optimal, yaitu mengangkat, mempublikasikan, dan mempromosikan kebudayaan lokal Kabupaten Bungo yang diunggulkan ke tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional,” ujar Mashuri.


Kegiatan Kenduri Swarnabhumi Tahun 2024 yang tahun ini dipusatkan di Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, tentu memiliki latar belakang historis yang patut untuk kita unggulkan sekaligus kita ceritakan kepada generasi muda saat ini.


Mashuri menceritakan, di Dusun Tanah Periuk terdapat sejumlah Rumah Tua yang dinamakan “Rumah Tuo Balai Panjang”, yang layak ditetapkan sebagai cagar budaya. Rumah Tuo Balai Panjang terletak di Kampung Tuo Lamo.


Balai Panjang juga sebagai desa pertama bagi orang Batin yang ada di Tanah Sepenggal, dan kemudian berubah nama menjadi Tanah Periuk. Rumah Tuo Balai Panjang, telah berdiri sejak beratus-ratus tahun lalu dan turun temurun diwariskan.


” Ada beberapa bagian dalam rumah tuo balai panjang, salah satunya adalah “Penteh”, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pentas. Di Penteh inilah para pemimpin, ulama, tokoh adat atau orang-orang yang dihormati duduk. Uniknya rumah ini tersusun rapi, memanjang kearah kiblat,” tambahnya.


Lebih lanjut, Penamaan Kenduri Swarnabhumi Sidang Balai Panjang, diambil dari fungsi Balai Panjang sebagai tempat kegiatan musyawarah dan menegakkan aturan, norma dan hukum adat.


” Dari tema Sidang Balai Panjang, menjelaskan kepada kita, bahwa telah sejak lama, masyarakat di Kabupaten Bungo, Khususnya di Dusun Tanah Periuk,memutuskan segala sesuatu melalui mekanisme musyawarah.


Oleh karenanya, tidak hanya Rumah Tuo Balai Panjang saja yang harus kita lestarikan sebagai Cagar Budaya, namun tradisi musyawarah dalam pengambilan keputusan yang telah ada sejak dulu, juga harus tetap kita lestarikan.Hadirin sekalian yang Berbahagia,Berdasarkan catatan sejarah di dusun Tanah Periuk, juga memiliki bermacam tradisi budaya dan berbagai peninggalan barang sejarah dan kesenian,”ungkapnya.


Terkait hal tersebut, Mashuri meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bungo, untuk semakin proaktif melakukan upaya-upaya pelestarian dan menggali potensipotensi budaya lainnya.


” Tidak hanya di Dusun Tanah Periuk, namun juga di tempat-tempat lain dalam Kabupaten Bungo. Upaya pelestarian seni budaya dan cagar budaya juga memerlukan dukungan dari komponen masyarakat, termasuk Para Pelaku, Aktivis, Penggiat, serta Pemerhati Seni dan Budaya yang ada di Kabupaten Bungo. Agar warisan budaya di Kabupaten Bungo, tidak akan lekang dan pudar digilas oleh perubahan zaman,” tukasnya. *(eq)*

: tanpa label

Share this Pos